Drama
Siti dan Nurbaya
Pemain
Siti :
Nurbaya :
ayah :
ibu :
datuk maringgi :
istri datuk :
Narator/samsul bahri :
Nurbaya :
ayah :
ibu :
datuk maringgi :
istri datuk :
Narator/samsul bahri :
Disuatu daerah yang
bernama “bojong kenyot” . Hiduplah kakak beradik bernama siti dan nurbaya.
Kakak beradik ini berparas jelita, berbudi santun dan peduli pada masyarakat
yang berkekurangan. Siti dan Nurbaya anak dari pengusaha sukses Wishnu
Tama(ayah) dan Liliana(ibu). Salah satu dari mereka ingin dijodohkan dengan
datuk maringgi, beliau adalah seorang pejabat dan pengusaha yang terpandang.
Namun, sering melakukan kesalahan dengan jabatannya.
Ayah : siti
dan Nurbaya besok datuk maringgi akan datang ke rumah. Bersoleklah yang cantik
ketika datuk datang.
Siti : untuk
apa kami bersolek ayah, dia datangkan sebagai rekan kerja ayah.
Ayah : ini perintah,tak usah banyak bertanya
Nurbaya :
jangan bilang, ayah ingin jodoh-jodohan ikut cara klasik?
Siti : ya
ampun ayah, seperti tidak ada lelaki lain saja. Datuk maringgi itu sudah tua
ayah, beristri empat pula. Apa yang ayah
bisa harapkan dari dia?
Ayah : datuk
maringgi itu, baik untuk kalian. Hidup kalian akan bahagia dan tercukupi
Nurbaya :
jika ayah hanya memikirkan datuk maringgi baik untuk kami karna kaya dan
terpandang. Ayah salah! ayah egois! Ayah hanya memikirkan kebahagian ayah. Agar
usaha ayah makin meluas dan status sosial ayah makin terpandang di mata orang
lain.
Siti : iya
ayah, lagipula datuk maringgi itu terlalu sering memakan uang orang kecil.
Harusnya ayah bisa berfikir dua kali untuk berkerja sama dengan aki aki itu.!
Ayah :
jangan membantah siti Nur. Ikuti saja perintah ayah
Nurbaya :
oke kami akan ikuti perintah ayah.
Esok hari tiba dimana
datuk maringgi tiba dirumah mereka, berbagai sajian telah tersaji rapi, seperti
akan menyambut seorang persiden. Hal tersebut dilakukan tuan Wishnu Tama dan
nyonya Liliana karna datuk tergila-gila akan penghormatan.
Suara ketokan pintu terdengar
Datuk :
tokk!..tokk!.. assalamualaikum wr wb
Ayah :
waalaikumsalam wr wb.
mari silahkan masuk datuk, istri saya sudah meyiapkan makanan banyak khusus untuk menyambut datuk ( sambil melangkahkan kaki menuju kursi)
mari silahkan masuk datuk, istri saya sudah meyiapkan makanan banyak khusus untuk menyambut datuk ( sambil melangkahkan kaki menuju kursi)
Datuk : ah!,,
tidak perlu repot-repot pak Tama. Sambut dengan kesederhanaan saja, itulah yang
saya suka.
Ayah : tidak
bisa datuk, secara datuk orang terpandang. Apa kata dunia, kalau sambutannya
tak berkesan. Apa lagi datuk datang sudah serapih ini, (memuji-muji pakaian
yang dipakai datuk)
Datuk : Pak
Tama ini, bisa saja memujinya.
Keluarlah ibu liliana, yang sangat tidak suka
dengan datuk maringgi.
Ibu : eh datuk maringgi sudah datang, apa
kabar datuk? Silahkan di cicipi makananya datuk. saya tidak sempat membuat yang
istimewa buat datuk.
Datuk :
terima kasih ibu atas suguhannya. Ini saja sudah spesial sekali untuk saya
Ibu : oh iya
datuk, istri datuk jeraul,juminem,juminah,joko kenapa tidak diajak?
Datuk : ibu
lili ini, kalau mereka saya bawak tidak
bisa bebas. Ups! Keceplos. Maksudnya, saya ke sinikan ingin membahas pekerjaan.
Jadi, terlihat tidak profesional sekali saya nanti. Apa kata dunia, benar tidak
pak Tama?
Ibu : datuk
ini, ngelesnya melebihi bajaj.
siti nur bawak kesini minuman untuk datuk maringgi
siti nur bawak kesini minuman untuk datuk maringgi
Siti nur :
siap buk
Siti dan nurbaya ke ruang tamu membawakan
minuman dengan keadaan yang tidak terfikirkan oleh ayah dan datuk maringgi
sebelumnya.
Ibu : ini dia datuk anak kami situ dan Nurbaya yang
disebut-sebut kembang desa. Cantik bukan?
Datuk : (marah-marah tidak terima akan bentuk siti
dan Nurbaya)
Siti : maaf,
datuk maringgi yang terhormat! Sebelum datuk menilai dan mengatakan fisik kami
jelek. Coba datuk berkaca dulu. Tidak punya kaca di rumah? Atau perlu saya
berikan? Kasih Nur
Nurbaya :
ini datuk, silahkan berkaca sepuasnya. Asalkan kacanya tidak muak melihat wajah
datuk! fisik kami yang datuk lihat memang tak ada manisnya. Tapi setidaknya,
kamu bukan datuk yang selalu menjatuhkan orang kecil demi kepentingan sendiri (
membuka aib-aib datuk maringgi).
Datuk : puas
kalian menggurui saya? Dasar bocah tengil, ingusan tau apa kalian tentang saya.
Pencemaran nama baik ini. Bisa saya laporkan kalian.
Siti : maaf datuk. silahkan saja!
Jamile :
hem, hem, uda uda... tadi bilangnya mau pergi urusan pekerjaan. (ngomel-ngomel
melihat tingkah datuk maringgi)
Datuk : hee,
ada jamile. Uda tidak genit-genit mami ( membela diri)
Jamile :
sudah, jangan banyak alasan pulang sekarang!
Datuk : baik
mile
Jamile : maaf, semuanya kalau terganggu oleh
tingkah dan perkataan datuk maringgi yang tidak mengenakan. Saya permisi.
Assalamualaikum wr wb
Semua :
waalaikumsalam wr.wb
Setelah jamile dan datuk maringgi pulang. Pak
wisnutama benar-benar geram melihat tingkah anak-anaknya yang memalukan di
depan datuk maringgi tadi. Tapi respon ayahnya hanya diam dan berlalu.
Nurbaya :
untung rencana ibu berhasil. Akhirnya datuk tua itu pulang juga.
Siti : bener
nur. siti saja menahan ketawa dari tadi, Melihat eksprresi wajah datuk tua itu
ketika istrinya datang.
Nurbaya :
lagian datuk maringgi sudah punya empat mau nambah. (cerita mengenai pristiwa
tadi)
Ibu : ada
apa ini, anak ibu sepertinya senang sekali?
Siti : ini
loh bu, kita lagi bahas tentang datuk maringgi tadi
Ibu :
pantesan, ketawanya sampe begitu. Iya tuh, ibu juga gak suka sama itu aki—aki
(cerita alasan tidak suka )
Nurbaya :
iya bu. Nur, itu masih punya segudang cita-cita ( meceritakan semua
cita-citanya). Nur belum siap untuk menikah muda.
Siti : gaya
sekali cita-citamu nur (mengecengi nurbaya)
ibu : ibu ,
ada usul . Bagaimana kalau kita jebak datuk maringgi, Agar semua kejahatannya
itu terbongkar?
nurbaya: ide
bagus itu nur, siti sangat setuju. Biar tau rasa itu datuk. siti bagaimana?
siti : setuju aja, tapi kalau hanya kita bertiga
rasanya kurang. Akan lebih baik kita ajak jamile istri datuk maringgi.
Nurbaya :
benar itu siti, kalau ada nyonya jamile kita bisa mendapat informasi lebih
mengenai aktivitas datuk.
siti :
sebentar siti telfon ( menyuruh jamile datang)
Sebelum jamile datang, tiba-tiba
WisnuTama dengan wajah marah dan
mengutarakan permintaan awalnya. Ia tetap bersikeras sehingga berdebat dengan
liliana. Berdebatanberakhir dengan liliana yang mengalah mengikuti permintaan
WisnuTama.
Ayah : siti
Nur untuk kedua kalinya ayah minta pada kalian
Siti : apalagi
yang ayah minta pada kami?
Ayah : ayah,
meminta kalian tunjukan citra baik dihadapan datuk maringgi. Yang memalukan
ayah seperti tadi.
Nurbaya :
kami tidak mau ayah!
Ayah :
beraninya kamu membantah ayah!
Ibu
: kamu itu harusnya bersyukur,
punya anak cerdas dan kritis. Mereka seperti itu hanya memprotes sikap kamu
yang egois?
Ayah : apa
kamu bilang ? saya egois? Saya itu peduli dan sayang pada mereka makanya saya
begini. Saya ingin mereka sejahtera
Ibu : omong
kosong! Kalau kamu peduli dengan mereka. Kamu akan mendukung cita – cita mereka
bukan menghancurkan dengan acara jodoh-jodohan.
ayah :
(melawan)
ibu : kalau
begitu, saya ikuti semua mau kamu. Semua keegoisan kamu.
Ibu dan ayah pergi dan meninggalkan siti dan
Nurbaya. Tak lama kemudian jamile datang dengan gayanya. Mereka menyusun
rencana mengenai pertemuan datuk maringgi dan wishnutama besok.
Gia :
ternyata kalian berdua yang mendekati datuk maringgi! cantik –cantik masih suka
juga sama yang tua?
Siti : siapa
juga yang mendekati datuk maringgi. Seharusnya nyonya jamile sadar!
Ibu :
berani-beraninya anda nyonya jamile. Mengatakan anak saya pelakor (perebut laki
orang). ( membalas perkataan jamile)
Ibu :
(menjelaskan pada jamile niat awalya mengajak jemile berunding)
Tibalah hari, dimana datuk maringgi yang berbesar hati untuk
bertamu lagi ke rumah pak wishnutama. Untuk tujuan dan maksut tertentu. Setelah
kejadian tidak mengenakan yang diterimanya.
Datuk :
tok..tok..
Assalamualaikum wr.wb pak tama
Assalamualaikum wr.wb pak tama
Siti dan Nurbaya membuka pintu dengan
penampilan nan cantik.
Siti :
silahkan masuk datuk, dan silahkan duduk. Datuk mau minum apa? Kopi, teh, susu,
atau air putih?
Datuk
maringgi: kopi campur susu boleh
Nurbaya :
datuk, kami sangat memohon maaf saat prilaku dan perkataan kami kemarin yang
menyinggung dan sangat tidak sopan pada datuk. berkenankah datuk memaafkan?
Datuk
maringgi : Ternyata sadar juga kalian ini, kalau saya itu selalu benar.
Sudahlah sudah saya maafkan. Panggilkan ayah kalian cepat
Nurbaya :
kalau begitu , kami permisi kebelakang dulu datuk.
Keluarlah
pak wishnu tama yang membawa berkas proyek yang akan dibangunnya bersama datuk
maringgi,
Datuk
maringgi : selamat siang pak wishnu (sambil berjabat tangan)
Wishnu tama
: ada apa ini datuk? semangat sekali sepertinya
Datuk
maringgi : tentu saja, karna kita akan membahas proyek apartemen milyaran itu.
Wishnu tama
: benar datuk, ini saya sudah membawa sketsa apartemen itu datuk ( menjelaskan
detail tentang apartemen tsb )
Datuk
maringgi : wah, ini investasi yang sangat besar sekali pak. Bagaimana soal
modal yang harus saya beri pak?
Wishnu tama
: karna kita kerja sama hanya berdua jadi modal akan dibagi dua saya 50% datuk
50%. Bagaimana datuk setuju?
Datuk
maringgi : baiklah, saya sangat setuju. ( datuk maringgi menyerahkan uang 10 M)
ini pak Tama saya beri sebagai tanda persetujuan saya.
ini pak Tama saya beri sebagai tanda persetujuan saya.
Wishnu Tama
: datuk ini sangat serius ternyata. Cepat sekali datuk menyerahkan uang
sebanyak itu pada saya. Apa datuk tidak takut tertipu?
Datuk
Maringgi : santai pak tama saya percaya pada anda. Lagian itu bukan uang saya
Wishnu Tama
: lalu uang sebanyak itu punya siap datuk?
Datuk
Maringgi : ah, pak Tama ini seperti tidak tau pejabat seperti saya saja, nilep
sana sini kan jadi gunung lama-lama. Dapet uang tutup mulut sana sini (
menceritakan keburukannya secara tidak langsung).
Wishnu Tama
: (tepuk tangan) hebat sekali datuk! ( marah-marah geram karna pengakuan datuk
maringgi).
Keluarlah jamile,siti, nurbaya , ibu liliana
untuk menindaklanjuti pengakuan datuk maringgi
Ibu :
terjebak juga ternyata kamu datuk. mangkanya jangan suka tilep sana sini,
terima sogokan sana sini. Saat pemilihan janjinya selangit eh buktinya melebihi
langit.
Datuk
maringgi : fitnah saja anda ibu liliana yang terhormat.
Nurbaya :
sayangnya, kami tidak fitnah datuk. semua bukti sudah terekam disini.
siti : jadi,
datuk tidak usah banyak bela diri sekarang.
Jamile :
datuk...datuk memalukan nama saya saja. Menyesal saya mengenal kamu (ngomel)
Datuk
maringgi : penghianat kamu jamile, sudah diberi mobil , rumah ,apartemen. Dasar
cewek matre (membela diri)
Datang syamsul bahri teman siti dan Nurbaya
dari jakarta yang berkerja di komisi pemberantas korupsi(KPK).
Syamsul
bahri : selamat siang, saya mencari Datuk maringgi
Jamile : ini
dia pak, tangkap saja orang aneh ini. ( mengomel)
Syamsul
bahri : baiklah buk. Mari ikut saya datuk maringgi ( sambil mengiring datuk
keluar)
Akhirnya datuk maringgi
ditangkap Oleh KPK, hubungan kekeluargaan ayah,ibu, siti dan Nurbaya semakin
erat. Jamile dan istri datuk maringgi lainnya kembali dalam kesederhanaan. Siti
dan Nurbaya meneruskan cita-citanya tanpa dibatasi oleh ayah dan ibunya.
*** SELESAI ***
SINOPSIS
Comments
Post a Comment